Pagi ini (Selasa, 15 Mei 2012), seluruh siswa dari kelas I hingga kelas
VI SD dikumpulkan di masjid. Seluruh siswa duduk berbaris sesuai
kelasnya masing-masing dengan rapi. Tidak lama kemudian terdengar
lantunan beberapa surat pendek dan Asmaul Husna untuk mengisi waktu dan
menenangkan hati. Setelah lantunan tersebut selesai, mereka menyimak
beberapa keterangan oleh ustadz dan ustadzah tentang persiapan penjurian
dan kegiatan yang akan dilakukan pagi ini. Tepat pukul 8.30 WIB, Mbak
Izza petugas dari Bank Sampah Bina Mandiri menyampaikan materi melalui
layar LCD. Seluruh siswa antusias dengan materi yang akan disampaikan.
Mbak Izza menyapa anak-anak dengan salam yang ramah kemudian membuka
materi berjudul Ciptakan Lingkungan Bersih yang Bebas dari Sampah Hanya
dengan Menabung Sampah. Materi yang disampaikan cukup rinci. Beliau
memulai dengan apa yang dimaksud dengan sampah, kemudian dilanjutkan
dengan jenis-jenis sampah serta menjelaskan apa yang dimaksud dengan
Bank Sampah dan cara menabung di Bank Sampah.
Pada kegiatan ini disampaikan bahwa Bank
Sampah yang bertempat di Jalan Bratang Lapangan No. 54A ini menyediakan
buku tabungan untuk setiap nasabah yang menyetor sampah. Beberapa
pertanyaan muncul mengenai macam-macam sampah yang boleh disetorkan. “
Kalau sampah yang mau ditabung itu banyak sekali bagaimana?” tanya salah
satu siswa kami.
“Nanti ada petugas dari Bank Sampah yang datang untuk mengambil, jadi kalian tinggal menelpon,” jelas Mbak Izza sambil tersenyum.
Setelah seluruh materi disampaikan, siswa-siswi mendapat instruksi agar menyetorkan sampah yang telah dikumpulkan untuk ditabung, selain dari Bank Sampah SD SAIMS yang telah diangkut menuju lapangan oleh guru dan siswa kelas VI perempuan yang tidak berada di dalam masjid. Seluruh siswa dari berbagai jenjang segera menuju kelas masing-masing. Mereka mengangkut sampah dengan semangat. Setelah itu mereka menyaksikan proses penimbangan sampah yang dilakukan pihak Bank Sampah.
Duta-duta lingkungan kami segera diinstruksikan untuk membantu memilah
sampah, tentu saja masih dengan bimbingan petugas dan guru-guru.
Ternyata kami baru tahu bahwa label dari botol ataupun gelas air mineral
harus dipisahkan supaya harga botol dan gelas jadi tinggi dan label
kemasan itu punya harga tersendiri. Atau juga botol air penyok dan sobek
tidak berpengaruh pada harga karena yang dihitung adalah beratnya. Hal
ini sangat bagus untuk mencegah pemakaian botol bekas yang seharusnya
tidak digunakan kembali karena jenis bahan baku pembuatnya hanya untuk
sekali pakai (baca mengenal tanda segitiga di bawah botol).
Duta lingkungan kelas V kemudian kami instruksikan tetap memilah sampah
sementara adik-adik kelas dan teman-teman sekelas lainnya melanjutkan
pembelajaran dalam kelas. Hal ini sengaja kami lakukan agar di kelas VI
mereka dapat membimbing adik-adiknya dalam memilah sampah. Setelah kami
timbang, hasil yang didapatkan ternyata luar biasa. Alhamdulillah…
Kurang lebih Rp. 400.000,- berhasil kita dapatkan! ‘Uang Sampah’
tersebut rencananya tetap kami rupakan bentuk rekening sampai kita
menggunakan sistem administrasi sampah sekolah yang baru.